Menyelami keindahan Tilawatil Qurʼan Jawa Timur: Sejarah dan perkembangannya merupakan suatu perjalanan yang memukau bagi para pecinta seni baca Al-Qur’an di wilayah Jawa Timur. Sejak zaman dahulu, tradisi tilawatil Qurʼan telah menjadi bagian penting dalam budaya masyarakat Jawa Timur. Para qari dan qariah dari berbagai daerah di Jawa Timur telah mengukir sejarah yang membanggakan melalui keindahan bacaan Al-Qur’an mereka.
Sejarah tilawatil Qurʼan di Jawa Timur sudah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan Jawa, seperti Majapahit dan Mataram. Ketika Islam masuk ke Jawa Timur, tradisi tilawatil Qurʼan pun semakin berkembang pesat. Menurut penelitian dari Husni Thamrin, seorang ahli sejarah seni baca Al-Qur’an, tradisi tilawatil Qurʼan di Jawa Timur terus berkembang hingga saat ini. “Para qari dan qariah Jawa Timur memiliki keunikan dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan gaya khas yang memukau,” ujar Husni Thamrin.
Perkembangan tilawatil Qurʼan di Jawa Timur juga tidak lepas dari peran pesantren dan majelis taklim sebagai tempat pembinaan dan penyebaran seni baca Al-Qur’an. Menurut Ahmad Hidayat, seorang pengamat seni baca Al-Qur’an dari Jawa Timur, pesantren-pesantren di Jawa Timur memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan bakat para qari dan qariah. “Para santri diajarkan untuk memahami makna dan tajwid Al-Qur’an sejak dini, sehingga mereka dapat menjadi qari dan qariah yang berkualitas,” ungkap Ahmad Hidayat.
Tilawatil Qurʼan di Jawa Timur juga telah menjadi bagian dari festival-festival seni dan budaya di daerah tersebut. Festival Tilawatil Qurʼan Jawa Timur yang diselenggarakan setiap tahun menjadi ajang untuk para qari dan qariah berkompetisi dan memperlihatkan keindahan bacaan Al-Qur’an mereka. Menurut Sri Wahyuni, seorang juri festival tilawatil Qurʼan Jawa Timur, kriteria penilaian tidak hanya mengutamakan keindahan bacaan, tetapi juga pemahaman makna ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan. “Kami ingin memastikan bahwa para qari dan qariah tidak hanya mahir dalam melantunkan ayat-ayat suci, tetapi juga memahami makna dan pesan yang terkandung di dalamnya,” jelas Sri Wahyuni.
Dengan demikian, tilawatil Qurʼan di Jawa Timur bukan hanya sekadar seni baca Al-Qur’an, tetapi juga sebuah warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Keindahan bacaan Al-Qur’an yang diwariskan dari generasi ke generasi menjadi bukti nyata betapa pentingnya tradisi tilawatil Qurʼan dalam memperkaya kekayaan budaya Indonesia. Semoga tradisi tilawatil Qurʼan di Jawa Timur terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.