Menggali Kearifan Lokal dalam Pengajaran Al-Qurʼan di Jawa Timur: Studi Kasus dari Desa-desa Pedalaman


Pengajaran Al-Qurʼan di Jawa Timur telah lama menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Namun, seringkali kita lupa akan keberadaan kearifan lokal yang sejatinya juga memiliki peran yang sangat penting dalam memahami dan mengamalkan ajaran suci Al-Qurʼan. Oleh karena itu, menggali kearifan lokal dalam pengajaran Al-Qurʼan di Jawa Timur menjadi suatu hal yang sangat relevan untuk dilakukan.

Studi kasus dari desa-desa pedalaman di Jawa Timur menunjukkan betapa pentingnya kearifan lokal dalam memahami Al-Qurʼan. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar Al-Qurʼan dan Islam di Indonesia, “Kita tidak bisa memahami Al-Qurʼan secara utuh jika tidak memahami konteks lokal tempat Al-Qurʼan itu dijalankan.”

Dalam konteks pengajaran Al-Qurʼan, kearifan lokal dapat membantu kita untuk lebih mendalam dalam memahami makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat suci tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh KH. M. As’ad, seorang ulama terkemuka di Jawa Timur, “Kita harus mampu mengaitkan ajaran Al-Qurʼan dengan kearifan lokal agar bisa diimplementasikan secara lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari.”

Dalam pengajaran Al-Qurʼan di Jawa Timur, para pendidik perlu lebih memperhatikan kearifan lokal yang ada di desa-desa pedalaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. H. Ahmad Zaini, seorang ahli pendidikan Islam, yang menyatakan bahwa “Pendidikan Al-Qurʼan yang tidak menggali kearifan lokal hanya akan menghasilkan pemahaman yang dangkal.”

Oleh karena itu, kita perlu terus menggali kearifan lokal dalam pengajaran Al-Qurʼan di Jawa Timur. Dengan demikian, kita akan mampu memahami dan mengamalkan ajaran suci Al-Qurʼan secara lebih utuh dan mendalam. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang tokoh agama di Jawa Timur, “Kearifan lokal adalah cerminan dari keberagaman yang ada dalam ajaran suci Al-Qurʼan.”