Membangun toleransi dan kerukunan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Di Jawa Timur, upaya untuk menciptakan toleransi dan kerukunan antar umat beragama bisa dilakukan melalui pengajaran Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi ajaran-ajaran yang mengajarkan tentang toleransi, kerukunan, dan saling menghormati antar sesama umat beragama.
Menurut Ustadz Yusuf Mansur, seorang pendakwah terkemuka di Indonesia, “Al-Qur’an mengajarkan kepada umat Islam untuk hidup berdampingan dengan umat yang berbeda keyakinan tanpa harus saling menyakiti. Kita harus saling menghormati dan saling memahami perbedaan agar tercipta kerukunan di tengah-tengah masyarakat.”
Dalam konteks Jawa Timur, yang dikenal sebagai salah satu provinsi yang multikultural, pengajaran Al-Qur’an dapat menjadi sarana untuk membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Dengan memahami ajaran-ajaran Al-Qur’an tentang toleransi dan kerukunan, umat Islam di Jawa Timur bisa menjadi contoh bagi umat beragama lainnya dalam menjaga perdamaian dan harmoni.
Menurut Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar sejarah Islam Indonesia, “Penting bagi umat Islam di Jawa Timur untuk memperkuat pemahaman tentang toleransi dan kerukunan melalui pengajaran Al-Qur’an. Dengan demikian, mereka bisa aktif berperan dalam membangun harmoni antar umat beragama di wilayah ini.”
Pemerintah dan lembaga pendidikan di Jawa Timur juga perlu turut serta dalam memfasilitasi pengajaran Al-Qur’an yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kerukunan. Dengan demikian, generasi muda di Jawa Timur akan tumbuh menjadi individu yang memiliki sikap toleran dan mampu menjaga kerukunan antar umat beragama.
Dengan adanya upaya membangun toleransi dan kerukunan melalui pengajaran Al-Qur’an di Jawa Timur, diharapkan masyarakat bisa hidup berdampingan dalam keberagaman dan saling menghormati satu sama lain. Sebagaimana yang dikatakan oleh KH. Hasyim Muzadi, “Toleransi dan kerukunan adalah kunci utama untuk menciptakan kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat.” Semoga upaya ini bisa terus dilakukan dan menjadikan Jawa Timur sebagai contoh harmoni antar umat beragama di Indonesia.